Titel insinyur lingkungan atau
sarjana teknik lingkungan, meski memiliki sejarah perkembangan akademis yang
panjang, sebelumnya belum pernah ada hingga 1960. Ketika itu beberapa program studi
teknik dan kesehatan masyarakat di Amerika Serikat mulai mencoba memperluas
ruang lingkup studi dengan tujuan menciptakan titel lebih spesifik yang sesuai
dengan program studi dan materi yang dipelajari. Diharapkan lewat itu perbedaan
antara insinyur lingkungan dengan pakar kesehatan masyarakat serta insinyur
dari cabang teknik lainnya bisa jelas. Teknik lingkungan di Indonesia bermula
dari lahirnya Departemen Teknik Penyehatan ITB di bawah naungan Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan pada 10 Oktober 1962. Selanjutnya pada 1983 ITS membuka
program studi S1 Teknik Penyehatan yang
lalu dikembangkan jadi Jurusan Teknik Lingkungan yang diresmikan Dirjen DIKTI
pada 1996. Kemudian 5 Juni 1985 berdasarkan inisiatif Ir. KRT Tjokrokusumo
(Alm.) didirikanlah Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Yayasan Lingkungan Hidup
yang disingkat STTL YLH di Jogja yang merupakan perguruan tinggi pertama di
Indonesia yang mengelola program studi teknik lingkungan.
Teknik
lingkungan adalah bidang keilmuan yang mengintegrasikan pemahaman sains murni,
manajemen, pengetahuan kesehatan, dan kerekayasaan guna menanggulangi serta
mencegah penurunan kualitas lingkungan. Teknik lingkungan bertujuan menjauhkan
manusia dari dampak buruk lingkungan dan menjaga lingkungan dari dampak buruk
kegiatan manusia. Seperti jurusan teknik pada umumnya, produk teknik
lingkungan ialah berupa gambar/sketsa
rancangan dan perhitungan bangunan—utamanya instalasi pengolahan limbah. Teknik
lingkungan, seperti sejarahnya di atas, merupakan turunan teknik sipil dengan
konsentrasi penyehatan yang juga mempunyai sedikit irisan bahasan dengan teknik
kimia dan planologi.
Konsentrasi
teknik lingkungan terdiri atas pengelolaan kualitas udara, air, limbah padat,
dan kesehatan. Jurusan teknik lain lebih mengenal teknik lingkungan dengan
pembahasan mendalamnya tentang sampah. Padahal teknik lingkungan juga
membicarakan produksi bersih, tata pemukiman, perencanaan wilayah, konservasi
air, mikrobiologi, epidemiologi, ekonomi lingkungan, geografi, kesehatan dan
keselamatan kerja (K3), serta meteorologi-klimatologi. Semua ilmu barusan
dimaksudkan agar sarjana teknik lingkungan mampu menganalisa keadaan aktual
lapangan secara seksama.
Dikutip dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar